Jam Kerja
Senin - Sabtu, 08.00 – 16.00 WIB
HUBUNGI KAMI
VIA WHATSAPP

Ini Profil Profesor Singapura yang Sebut Jokowi Jenius

Kishore Mahbubani, profesor dari National University of Singapore, memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius. Kishore Mahbubani dikenal sebagai pemikir global yang juga pernah menjadi diplomat.

Dikutip dari situs pribadinya, Kishore Mahbubani bisa dibilang cukup beruntung karena bisa menikmati dua karir yang berbeda, dunia diplomasi (1971 hingga 2004) dan di bidang akademis (2004 hingga 2019). Dia adalah seorang penulis yang telah berbicara di berbagai negara.

Di bidang diplomasi, ia bekerja di Singapore Foreign Service selama 33 tahun (1971 hingga 2004). Dia pernah ditempatkan di Kamboja, Malaysia, Washington DC dan New York, di mana dia dua kali menjadi Duta Besar Singapura untuk PBB dan menjabat Presiden Dewan Keamanan PBB pada Januari 2001 dan Mei 2002.

Mahbubani juga pernah menjadi Sekretaris Tetap di Kementerian Luar Negeri Singapura dari 1993 hingga 1998. Sebagai hasil dari kinerjanya dalam karir diplomatiknya, ia dianugerahi Medali Administrasi Publik (Emas) oleh Pemerintah Singapura pada 1998.

Mahbubani masuk dunia akademis pada 2004, ketika ia ditunjuk sebagai Dekan Pendiri Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew (LKY School), NUS. Dia menjadi Dekan dari 2004 hingga 2017, dan Profesor dalam Praktik Kebijakan Publik dari 2006 hingga 2019.

Pada April 2019, dia terpilih sebagai anggota kehormatan internasional American Academy of Arts and Sciences. Mahbubani dianugerahi Beasiswa Presiden pada 1967. Ia lulus dengan gelar First Class Honours dalam bidang Filsafat dari University of Singapore pada 1971.

Dari Universitas Dalhousie, Kanada, Mahbubani menerima gelar Master di bidang Filsafat pada 1976 dan gelar doktor kehormatan pada 1995. Dia menghabiskan satu tahun sebagai rekan di Pusat Urusan Internasional di Universitas Harvard dari 1991 hingga 1992.

Mahbubani tercatat sebagai satu dari 100 intelektual publik teratas di dunia versi majalah Foreign Policy and Prospect pada September 2005, dan termasuk daftar 50 orang teratas versi Financial Times, Maret 2009, yang akan membentuk perdebatan tentang masa depan kapitalisme. Ia terpilih sebagai salah satu Pemikir Global Kebijakan Luar Negeri pada 2010 dan 2011. Dia dipilih oleh majalah Prospect sebagai salah satu dari 50 pemikir dunia terbaik untuk tahun 2014.

sumber : https://news.detik.com/berita/d-5757277/ini-profil-profesor-singapura-yang-sebut-jokowi-jenius